Menari Sebagai Alternatif
Untuk mengembangkan potensi
Senin, 9
september 2013 saya bersama rekan-rekan UKM Tari, ikut mengisi acara OSPEK di kampus tercinta
kami yaitu UPY ( Univesitas PGRI Yogyakarta). Dalam acara pembukaan OSPEK yang dilaksanakan di Auditorium, dan
dihadiri oleh bapak Rektor beserta
jajarannya. Pada pukul 07.45 saatnya kami tampil untuk menarikan Tari Oglek,
ini adalah pengalaman pertamaku menari di kampus dengan dilihat oleh banyak
Peserta sekitar 1000 0rang lebih,, sungguh pengalaman yang cukup
membuatku terkesan.
Mengapa saya memilih Ekstrakulikuler atau dalam bahasa kampus kami disebut UKM ( Unit Kegitan Mahasiswa) Tari ?, sebab menurut pendapat saya menari adalah sebuah penyatuan seni dimana sebagai seorang penari haruslah berjoged sesuai ketukan nada irama. Sekilas bila kita melihat menari terbilang mudah, Eitsss…, tunggu dulu namun tidak semudah membalikkan tangan. Sebab dibalik lemah gemulai seorang penari terdapat beberapa gerakan yang ternyata membutuhkan keahlian khusus seperti : pengaturan mata, pancak gulu, dan mendak. Maka bagi penari pemula khususnya latihan rutin merupakan agenda wajib jika ingin bisa menari dengan baik. Karena tidak mungkin bagi seorang penari tradisional hanya dalam waktu satu hari dapat menari, dalam penari tradisional tidak ada istilah “ Instant” semuanya harus melalui proses terlebih dahulu, barulah dapat dikatakan menjadi penari yang luwes.
Disisi lain
selain belajar tentang kesenian tradisional sebagai warisan dari leluhur.
Menari tradisional sekarang inipun juga termasuk melestarikan budaya kita yang
mana dewasa ini, sudah mulai tersingkir dengan adanya dance atau tari modern serta
kebudayaan yang tidak sesuai dengan etika dan moral di Negara kita.
Sekilas
synopsis tentang tari oglek, tarian Oglek merupakan tari khas Tuksono Taruban Sentolo Kulonprogo. Dalam
tarian ini menceritakan tentang seorang perempuan sebagai anak desa yang
terbilang masih tradisional lugu dan
polos. Dialetiknya yang khas sebagai “Ruh” tradisi akan terasa dalam nuansa
musiknya. Menjelang tengah baya usianya, perempuan baya itu beradu rasa dengan
teman dan alamnya. Dipadu dengan gerak yang dinamis dan musik yang ritmis
terwujudlah gerak tari oglek yang dinamis.
0 komentar:
Posting Komentar