RSS

Sabtu, 21 September 2013

Ekstra kulikuler tari sebagai alternatif mengembangkan potensi


Menari Sebagai Alternatif
                               Untuk mengembangkan potensi

Senin, 9 september 2013 saya bersama rekan-rekan UKM Tari,  ikut mengisi acara OSPEK di kampus tercinta kami yaitu UPY ( Univesitas PGRI Yogyakarta). Dalam acara pembukaan  OSPEK yang dilaksanakan di Auditorium, dan dihadiri oleh bapak Rektor  beserta jajarannya. Pada pukul 07.45 saatnya kami tampil untuk menarikan Tari Oglek, ini adalah pengalaman pertamaku menari di kampus dengan dilihat oleh  banyak  Peserta sekitar 1000 0rang lebih,, sungguh pengalaman yang cukup membuatku terkesan.

Mengapa saya memilih Ekstrakulikuler atau dalam bahasa kampus kami disebut UKM ( Unit Kegitan Mahasiswa) Tari ?, sebab menurut pendapat saya menari adalah sebuah penyatuan seni  dimana sebagai seorang penari haruslah berjoged sesuai ketukan nada irama. Sekilas bila kita melihat menari  terbilang mudah, Eitsss…, tunggu dulu namun tidak semudah membalikkan tangan. Sebab dibalik lemah gemulai seorang penari terdapat beberapa gerakan yang ternyata membutuhkan keahlian khusus seperti :  pengaturan mata, pancak gulu, dan mendak. Maka bagi penari pemula khususnya latihan rutin merupakan agenda wajib jika ingin bisa menari dengan baik. Karena tidak mungkin bagi seorang penari tradisional hanya dalam waktu satu hari dapat menari, dalam penari tradisional tidak ada istilah “ Instant” semuanya harus melalui proses terlebih dahulu, barulah dapat dikatakan menjadi penari yang luwes.
Disisi lain selain belajar tentang kesenian tradisional sebagai warisan dari leluhur. Menari tradisional sekarang inipun juga termasuk melestarikan budaya kita yang mana dewasa ini, sudah mulai tersingkir dengan adanya dance atau tari modern serta kebudayaan yang tidak sesuai dengan etika dan moral di Negara kita.
Sekilas synopsis tentang tari oglek, tarian Oglek merupakan tari  khas Tuksono Taruban Sentolo Kulonprogo. Dalam tarian ini menceritakan tentang seorang perempuan sebagai anak desa yang terbilang  masih tradisional lugu dan polos. Dialetiknya yang khas sebagai “Ruh” tradisi akan terasa dalam nuansa musiknya. Menjelang tengah baya usianya, perempuan baya itu beradu rasa dengan teman dan alamnya. Dipadu dengan gerak yang dinamis dan musik yang ritmis terwujudlah gerak tari oglek yang dinamis.

                Sedikit mengenai artikel tentang tari, secara garis besar tari sebagai pilihan aleternatif untuk mengembangkan potensi yang kita miliki sebagai generasi berbudaya marilah kita bersama-sama menjaga cagar budaya kita dalam bentuk apapun termasuk seni tari tradisional, semoga artikel ini bermanfaat untuk kita semua dan menjadi inspirasi bagi para penari pemula.

0 komentar:

Posting Komentar