Jumat, 10 Januari 2014
Rabu, 08 Januari 2014
Renungan kita
KIAT MENJADI
PRIBADI SABAR
Kesabaran itu amat
berbanding lurus dengan tingkat keyakinan kepada Allah. “Alladizina idzaa
ashabathun mushibah qaaluu innalilahi wa innalilahi wainna ilaihirajiun.
Ulaaika’ alayhim shalawatum minrabbihim warahmah wauulaaikahumul muhtadin”
yaitu orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapakan, Innalilahi
lillaahi wa innaa illaihi raajiun’un”. Mereka itulah yang mendapatkan
keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka itulah orang-orang
yang mendapat petrunjuk. (QS. Al- Baqarah [2] :156-157).
Maa ashaabaminmushibatin illa
biidznilallah. Wamayyu, minbillahi yahdiqalbah” (QS. Al- Taghabun [64] :11) Dan
orang yankin bahwa apa pun yang terjadi mutlak karena izin Allah. Makhlik hanya
jalanya saja. Nggak ada kejadian tanpa
izin Allah.
Ketika kepala tertimpa batu maka
yakinlah bahwa itu izin Allah karena tidak bisa orang melempar tanpa izin Allah.
Ketika kepala tertimpa batu maka
yakinlah bahwa itu izin Allah karena tidak bisa orang melempar tanpa izin
Allah.
Label:
Renungan
Cerita 2
Alkisah Bunga Kaktus
Inilah sebuah cerita dari
sahabatku yang mulia hatinya.
Kisah awal cerita ini bermula
saat kami sedang liburan, lama tak berjumpa dan kamipun saling tukar pendapat
melalui pesan singkat lewat handpone. Sahabatku menanyakan.
Sahabatku : Uqkhty bunga apa yang
paling kau sukai…???
Aku : Bunga melati.
Sahabatku : Bunga Melati, ya… Bagus
itu. kenapa kamu suka melati?
Aku : karena bunga melati
adalah bunga kesucian, walaupun bentuknya kecil namun setiap orang ada kalanya selalu membutuhkannya. Kalau
kamu, bunga apa yang paling kau sukai?
Sahabatku : saya suka bunga
kaktus.
Aku : Ha? Kaktus. Tak’adakah
bunga yang lebih indah daripada kaktus?. Misalnya Bunga anggrek, sepatu atau mawar begitu, yang warna dan baunya harum.
Mengapa ?
Sahabatku : Bunga mawar itu walaupun indah tetapi dia punya duri yang
bila terkena akan melukai dan menayakiti. Ya suka kaktus karena unik aja,
bentuknya juga bermacam-macam.Pernah ngak kamu mendengar ceramah tentang
kaktus?
Aku : Ndak, malahan
belum pernah. Memangnya kenapa?, Apa keistimewaannya?
Sahabatku : cerita ini berasal dari negri arab sana.
Begini ceritanya dalam ceramah yang saya dengar di ceramah jum’at.
Label:
cerita
Minggu, 05 Januari 2014
Kamis, 02 Januari 2014
Tips menjadi kiat sabar
Kiat menjadi Pribadi Sabar
oleh: Anggun Nofitasari
Kesabaran itu amat berbanding lurus dengan tingkat keyakinan kepada Sang Maha pencipta (Allah). "dalam suatu surah dalam (QS. Al- Baqarah [2] : 156-157).
"Alladziina idzaa ashaabathum mushibah qaaluu innalilahi wainna ilaihirajiun. Ulaika'alaiyahim shawatum minrab muhtadun". yang artinya yaitu orang-orangg yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan, "Inna lilaahi wa innaa illaihi rajiun". Mereka itulah yang mendapatkan keberkatan yang sempurna dan rahmat dari tuhan mereka, dan mereka itulah orang yang mendapat petujuk. (QS. Al- Baqarah [2] : 156-157).
Maa ashaabaminmushibatin Illa biizin. wamayyu, minbillahi yahdiqalbah" (QS. At Tagahabun [64] : 11) dan orang yang yakin bahwa apapun yang mutlak terjadi karena izin Allah. Makhluk hanya sebagai jalanya saja. Nggak ada kejadian tanpa izin Allah.
Ketika kepala tertimpa batu maka yakinlah bahwa itu izin Allah karena tidak bisa orang melempar tanpa izin Allah.
Bahkan ketikasedang berjalantiba-tiba hidung kita kena kotoran burung, maka kita harus mikir, "Inilah yang jalan begitu banyak, kenapa yang kena hanya kita dan tepat di hidung kita?" yakinlah, hakikatnya semua itu adalah pekerjaan Allah. Mungkin kita harus berHusnuzon dengan Allah, bahwasannya itu merupakan izin Allah. Mungkin itu sebagai pertanda untuk memperingatkan kita, agar kita tidak berfikir kotor yang mungkin melebihi dari kotoran burung.
Label:
Renungan Islam
Renungan
ASSABUR (ALLAH MAHA PENYABAR)
oleh: Anggun Nofitasari
Menurut Bapak Quraish Shihab dalam bukunya "minyikap Takbir Ilahi", kata Asshabur (Allah Maha Penyabar) berasal dari akar kata yang terdiri dari tiga huruf: shad, ba dan ra. makna dari kata ini adalah: pertama "menahan", kedua, "ketinggian sesuatu", dan yang ke tiga, "sejenis batu". dari makna menahan lahirlah makna "konsisten/istiqomah",karena sikap menahan terhadap suatu gejolak dinamai sabar.
Seseorang yang ditahan di penjara dan dia sabar sampai mati disebut mashburah. dari makna kedua lahir kata "Shubr", yang berarti puncak sesuatu. jadi orang yang memiliki kesabaran yang tinggi maka dia akan memiliki ouncak kemuliaan. dan dari makna yang ketiga muncul kata "Assubrah" yakni "batu yang amat kukuh lagi kasar" atau bisa juga disebut dengan "potongan besi".
Apabila makna itu saling kait-berkaitan maka orang yang punya kemampuan sangat menahan diri, gigih, tangguh, maka dia akan punya tingkat ketinggian kemuliaan, ketinggian kehormatan selaku manusia, dan dia akan memiliki ketahanan yang amat dahsyat.
Label:
Renungan Islam
Rabu, 01 Januari 2014
Keterampilan Berbahasa
Di Balik Kekuatan Pena
A.
Hakikatnya Menulis Sebagai Aspek
Keterampilan Berbahasa
11.
Kilas
Balik Sejarah
Dahulu
sastrawan inggris Bulwer Lytton pernah menuliskan kalimat yang melegenda, yakni
The pen is mightier than to sword.
Ya, pena lebih tajam daripada pedang.
Nah, jika di analisis lebih mendalam,
pena adalah alat untuk menyampaikan gagasan tanpa kekerasan agar tercipta
komunikasi yang baik. Sebaliknya, pedang merupakan alat untuk mengungkapakan
gagasan dengan kekerasan agar komunikasi patuh karena takut pada kekuatan.
Dalam
sejarah, dua alat tersebut memiliki keampuhan masing-masing. Namun, pemimpin
demokrasi cenderung memilih pena ketimbang pedang. Sedangkan pemimpin diktaktor
sebaliknya. Bahkan pena akhirnya berhasi melumpuhkan tank dan panser yang menopang
sejumlah rezim dictator. Karena itu, semasa berkuasa diktator sama halnya
dengan Napoleon dan Hitler sangat membenci kaum intelektual dan menindas
kebebasan berfikir lewat sensor dan polisi rahasia mereka.
Label:
Ketrampilan Berbahasa
Keterampilan Berbahasa
Keterampilan Membaca
A.
Hakikatebagai Aspek Keterampilan
Berbahasa
1.
Pengertian Membaca
Dalam berkomunikasi, membaca pada
hakikatnya adalah proses decoding oleh
penerima pesan, yaitu proses memaknai bentuk-bentuk bahasa tertulis sehingga
pesan yang disampaikan oleh pengirim pesan dapat diterima secara utuh.
Seseorang dikatakan memiliki keterampilan membaca apabila yang bersangkutan
dapat menafsirkan makna dan bentuk-bentuk bahasa tertulis (berupa kata,
kalimat,paragraph, organisasi tulisan) yang dibacanya.
Sehubungan dengan penguasaan bahasa,
membaca dan menulis adalah jenis keterampilan berbahasa ragam tertulis. Menulis
merupakan keterampilan produktuf dengan menggunakan tulisan, membaca adalah
keterampilan reseptif bahasa tulis. Menulis bersifat produktif yang
menghasilkan bahasa ragam tulis, sedangkan membaca bersifat reseptif karena
pembaca berupaya menerima informasi yang disampaikan penulis.
Label:
Ketrampilan Berbahasa