Keterampilan Membaca
A.
Hakikatebagai Aspek Keterampilan
Berbahasa
1.
Pengertian Membaca
Dalam berkomunikasi, membaca pada
hakikatnya adalah proses decoding oleh
penerima pesan, yaitu proses memaknai bentuk-bentuk bahasa tertulis sehingga
pesan yang disampaikan oleh pengirim pesan dapat diterima secara utuh.
Seseorang dikatakan memiliki keterampilan membaca apabila yang bersangkutan
dapat menafsirkan makna dan bentuk-bentuk bahasa tertulis (berupa kata,
kalimat,paragraph, organisasi tulisan) yang dibacanya.
Sehubungan dengan penguasaan bahasa,
membaca dan menulis adalah jenis keterampilan berbahasa ragam tertulis. Menulis
merupakan keterampilan produktuf dengan menggunakan tulisan, membaca adalah
keterampilan reseptif bahasa tulis. Menulis bersifat produktif yang
menghasilkan bahasa ragam tulis, sedangkan membaca bersifat reseptif karena
pembaca berupaya menerima informasi yang disampaikan penulis.
Dalam pengeertiannya, pengertian membaca ada yang menyatakan
sebagai suatu kegiatan memberikan persepsi secara tertulis. Selain itu, ada
pula yang memegang pengertian bahwa membaca adalah penerapan seperangkat
keterampilan kognitif untuk memperoleh pemahaman dari tuturan tertulis yang
dibaca. Di pihak lain, cukup banyak pula mengikuti pengertian yang menganggap
membaca sebagi proses berpikir nalar. Bahkan ada pengertian yang memendang
membaca sebagai proses pemberian makna kepada simbol-simbol visual.
Jika beraneka
ragam pengertian tentang membaca yang selama ini disbanding-bandingkan, akan
didapatkan bahwa perbedaan bahwa perbedaan anatr pengertian membaca itu
terletak pada lingkup masalah yang dimasukkan ke dalam membaca. Salah satu
contoh batasan pengertian membaca yang luas adalah definisi sebagai berikut.
“membaca adalah proses pengolahan bacaan secara kritis-kreatif
yang dilakukan dengan tujuan memperoleh pemahaman yang bersifat menyeluruh
tentang bacaan itu, dan penilaian terhadap keadaan, nilai, fungsi, dan dampak
bacaan itu”.
2.
Manfaat membaca
Salah satu segiyang diajarkan dalam pelajaran bahasa Indonesiadi
sekolah adalah membaca. Meskipun nampaknya sepele, pelajaran membaca perlu
mendapat perhatian. Karena manfaatnya tidak hanya pelajaran bahasa Indonesia
saja tetapi mata pelajaran yang lainnya.
Saat ini di era modern membaca tidak
dapat dipisahkan dari dunia bulu. Hamper semua orang yang melek huruf
memerlukan buku. Pelajar untuk memperlancar pelajarannya. Mahasiswa untuk
menyelesaikan studinya. Dosen dan guru memerlukan untuk menmabah ilmu dan
pengetahuan. Membaca adalah kunci gudang ilmu. Ilmu yang tersimpan di buku
harus di gali dan dicari melalui kegiatan membaca.
Dengan membaca kita dapat mengetahi
peristiwa-peristiwa kejadian masa lalu atau waktu sekarang di tempat lain atau
berbagi cerita yang menarik tentang kehidupan ini. Karena itu, sebagai salah
satu jenis keterampilan berbahasa, ketampilan membaca sangat diperlukan.
B.
Tujuan Membaca
Tujuan membaca adalah untuk mencari
dan memperoleh informasi, mencakup isi, memahami makna bacaan. Berikut ini
adalah beberapa tujuan membaca.
1. Membaca
untuk menemukan atau mengetahui penemuan-penemuan yang tela dilakukan oleh sang
tokoh. Meliputi apa yang dibuat, apa yang terjadi, atau memecahkan masalah yang
dibuat oleh sang tokoh. Hal ini disebut membaca seperti ini disebut membaca
untuk memperoleh perincian-perincian atau fakta-fakta (reading for detail or fact).
2. Membaca untuk mengetahui topik
yang baik dan menarik, masalah yang terdapat dalam cerita. Apa yang dipelajari
atau yang dialami sang tokoh adan merangkumnayaoleh sang tokoh untuk untuk
mencapai tujuan. Membaca untuk memperoleh ide-ide utama (Reading for main).
3. Membaca untuk mengemukan atau
mengetahui apa yang terjadi pada setiap bagian cerita, mula-mula pertama
terjadi, kedua dan ketiga/seterusnya, tahap dibuat untuk memecahkan masalah,
adegan-adegan dan kejadian, kejadian dibuat dramatisasi. Ini disebut membaca
untuk mengetahui urutan atau susunan, organisasi cerita (reading for sequences or organization).
4. Membaca untuk menemukan serta
mengetahui mengapa para tokoh merasakan seperti cara mereka itu, apa yang
hendak diperlihatkan oleh sang pengarang kepada para pembaca, mengapa tokoh
mereka berhasil atau gagal.ini disebut membaca untuk menyimpulkan, membaca
inferensi (reading for classifity).
5. Membaca untuk menemukan serta
mengenai apa-apa yang tidak bias, tidak wajar mengenai seseorang tokoh, apa
yang lucu dalam cerita, atau apakah cerita itu benar atau tidak benar. Ini
disebut membaca untuk mengelompokkan, membaca untuk mengklasifikasikan (rading to classify).
6. membaca untuk menemukan apakah
sang tokoh berhasil atau hidup dengan ukuran-ukuran tetentu, apakah kita ingin
berbuat seperti yang diperbuat oleh tokoh. Atau bekerja seperti seperti cara
sang tokoh bekerja hidup dalam cerita itu. Ini disebut membaca menilai, membaca
mengevaluasi (rading to evaluate).
7. Membaca untuk menekan bagaimana
caranya sang tokoh berubah, bagaimana hidupnya berbeda dari kehidupan yang kita
kenal, bagaimana dua ceritamempunyai persamaan, bagaimana sa ng tokoh
menyerupai pembaca.
Berdasarkan tujuan membaca yang ingin
dicapai, Jazir Burhan (1976) mengemukakan ada beberapa jenis membaca, anatara
lain:
1. Membaca
Intensif
adalah membaca yang dilakukan dengan
hati-hati dan teliti, biasanya cara membacanya lambat-lambat. Tujuannnya adalah
untuk memahami keseluruhan bahan bacaan itu samapi kepada bagian yang
sekecil-kecilnya. Membaca intensif diperlukan apabila kita ingin mempelajari
sesuatu secara mendalam, ingin mengetahui bacaan itu sampai kepada hal yang
sekecil-kecilnya. Tegasnya, memebaca intensif diperlukan apabila kita perlu
memahami masalah yang kit abaca itu sampai kepada hal yang terkecil.
2.
Membaca kritis
merupakan jenis kegiatan membaca yang
dilakukkan secara bijaksana, bukan hanya mencari kesalahan belaka. Penggunaan
teknik membaca kritis memberikan manfaat berupa penilaian yang beralasan serta
paham yang mantap sebagai akibat keterlibatan yang mendalam dengan bahan
bacaan. Teknik membaca kritis juga dapat membebaskan orang dari cengkraman
sikap berpikir yang sempit dan mengembangkan kemampuan untuk melihat dan
menghargai keindahan, keteraturan, dan kebenaran, apapun yang membawa kepada
kesempurnaan.
3. Membaca Cepat
Jenis membaca ini sangat penting pada
era yang menuntut segala sesuatunya serba cepat separti sekarang ini. Membaca
cepat meliputi membaca Skimming dan scanning. Skimmingmerupakan teknik
membaca cepat untuk mencari hal-hal yang penting atau mencari pokok dari suatu bacaan. Membaca dengan teknik skimming
artinya membaca untuk menemukan sesuatu yang diperlukan. Sementara yang diaksud
dengan sanning merupakan suatu teknik membaca untuk mendapatkan suatu informasi
tanpa membaca yang lain-lainnya.
Skimming dan scanning adalah
keterampilan membaca yang diatur secara sisitematis untuk mendapatkan hasil
yang efisien dapat menolong kita memberikan keputtusan yang tepat terhadap
bahan-bahan itu. Pada hakikatnya membaca cepat itu adalah ketermpilan memilih
isi bahan yang harus dibaca sesuai dengan tujuan kita, yang ada relevansinya
dengan kita, tanpa membuang-buang waktu untuk menekuni bagian-bagian lain yang
tidak kita perlukan.
4. Membaca Untuk Keperluan Praktis
Kegiatan membaca praktis merupakan
penerapan kegiatan membaca secara praktis dalam kehidupan sehari-hari.
Dengankata lain, membaca digunakan sebagi sarana untuk memahami setiap bacaan yang
perlu untuk dibaca dengan praktis, sesuai dengan kebutuhan masing-masing atau
tujuan yang hendak dicapai oleh pembaca.
5. Membaca Nyaring
Meruapakan suatu aktivitas atau
kegiatan yang merupakan alat bagi guru, murid, ataupun pembaca bersama-sama
dengan orang lain atau pendengar untuk menagkap serta memahami informasi,
pikiran, dan perasaan seseorang pengarang. Orang yang membaca nyaring haruslah
mengeti makna serta perasaan yang terkandung dalam bahan bacaan. Membaca
nyaring yang baik menuntut agar si pembaca memiliki kecepatan mata yang tinggi
serta pendangan amata yang jauh, karena dia haruslah melihat pada bahan bacaan
untuk memelihara kontak mata dengan para pendengar. Dia juga harus dapat
mengelompokkan kata-kata dengan baik dan tepat agar jelas maknanya bagi para pendengar.
6. Membaca Dalam Hati
Merupakan proses membaca tanpa
mengeluarkan suara. Yang aktif bekerja hanya mata dan otak atau kognisi saja.
Jadi, dlam membaca dalam hati atau membaca diam memang tidak ada suara yang
keluar. Hal ini perlu dicrmati bagi seorang guru, karena masih banyak siswa
yang membaca dengan mengaktifkan alat ucap mereka misalnya: membaca sambil
bersura berbisik, atau dengan bibir bergerak-gerak, atau membaca dengan kepala
bergerak mengikuti baris bacaan, membaca dengan menunjuk bacaan dengan jari,
ataupu alat lainnya. Hal semacam ini yang secar perlahan harus segera
dihilangkan karena kan dapat menghambat kelancaran membaca dlam hati. Selain
itu juga kebisaan melakukan regresi, yakni kegiatan mengulangi bagian bacaan
yang telah dilalui kerena merasa diri gagal mendapatkan pemahaman.
Demikian beberapa uraian yang dapat
saya tuliskan dalam memahami keterampilan berbahasa. Semoga apa yang sedikit
ini dapat bermanfaat dan memberikan wawasan serta ilmu yang bermanfaat untuk
dirio saya pribadi dan bagi oarng yang membacanya. Semoga bermanfaat J.
Sumber: Deri Anggraini, Sunarti. 2009.
“keterampilan berbahasa Indonesia”
0 komentar:
Posting Komentar