RSS

Rabu, 01 Januari 2014

Keterampilan Berbahasa


Keterampilan Membaca

A.        Hakikatebagai Aspek Keterampilan Berbahasa
1.      Pengertian Membaca
Dalam berkomunikasi, membaca pada hakikatnya adalah proses decoding oleh penerima pesan, yaitu proses memaknai bentuk-bentuk bahasa tertulis sehingga pesan yang disampaikan oleh pengirim pesan dapat diterima secara utuh. Seseorang dikatakan memiliki keterampilan membaca apabila yang bersangkutan dapat menafsirkan makna dan bentuk-bentuk bahasa tertulis (berupa kata, kalimat,paragraph, organisasi tulisan) yang dibacanya.
           Sehubungan dengan penguasaan bahasa, membaca dan menulis adalah jenis keterampilan berbahasa ragam tertulis. Menulis merupakan keterampilan produktuf dengan menggunakan tulisan, membaca adalah keterampilan reseptif bahasa tulis. Menulis bersifat produktif yang menghasilkan bahasa ragam tulis, sedangkan membaca bersifat reseptif karena pembaca berupaya menerima informasi yang disampaikan penulis.
Dalam pengeertiannya, pengertian membaca ada yang menyatakan sebagai suatu kegiatan memberikan persepsi secara tertulis. Selain itu, ada pula yang memegang pengertian bahwa membaca adalah penerapan seperangkat keterampilan kognitif untuk memperoleh pemahaman dari tuturan tertulis yang dibaca. Di pihak lain, cukup banyak pula mengikuti pengertian yang menganggap membaca sebagi proses berpikir nalar. Bahkan ada pengertian yang memendang membaca sebagai proses pemberian makna kepada simbol-simbol visual.
           Jika beraneka ragam pengertian tentang membaca yang selama ini disbanding-bandingkan, akan didapatkan bahwa perbedaan bahwa perbedaan anatr pengertian membaca itu terletak pada lingkup masalah yang dimasukkan ke dalam membaca. Salah satu contoh batasan pengertian membaca yang luas adalah definisi sebagai berikut.
“membaca adalah proses pengolahan bacaan secara kritis-kreatif yang dilakukan dengan tujuan memperoleh pemahaman yang bersifat menyeluruh tentang bacaan itu, dan penilaian terhadap keadaan, nilai, fungsi, dan dampak bacaan itu”.
2.      Manfaat membaca
Salah satu segiyang diajarkan dalam pelajaran bahasa Indonesiadi sekolah adalah membaca. Meskipun nampaknya sepele, pelajaran membaca perlu mendapat perhatian. Karena manfaatnya tidak hanya pelajaran bahasa Indonesia saja tetapi mata pelajaran yang lainnya.
Saat ini di era modern membaca tidak dapat dipisahkan dari dunia bulu. Hamper semua orang yang melek huruf memerlukan buku. Pelajar untuk memperlancar pelajarannya. Mahasiswa untuk menyelesaikan studinya. Dosen dan guru memerlukan untuk menmabah ilmu dan pengetahuan. Membaca adalah kunci gudang ilmu. Ilmu yang tersimpan di buku harus di gali dan dicari melalui kegiatan membaca.
Dengan membaca kita dapat mengetahi peristiwa-peristiwa kejadian masa lalu atau waktu sekarang di tempat lain atau berbagi cerita yang menarik tentang kehidupan ini. Karena itu, sebagai salah satu jenis keterampilan berbahasa, ketampilan membaca sangat diperlukan.

B.      Tujuan Membaca
Tujuan membaca adalah untuk mencari dan memperoleh informasi, mencakup isi, memahami makna bacaan. Berikut ini adalah beberapa tujuan membaca.
1. Membaca untuk menemukan atau mengetahui penemuan-penemuan yang tela dilakukan oleh sang tokoh. Meliputi apa yang dibuat, apa yang terjadi, atau memecahkan masalah yang dibuat oleh sang tokoh. Hal ini disebut membaca seperti ini disebut membaca untuk memperoleh perincian-perincian atau fakta-fakta (reading for detail or fact).
2. Membaca untuk mengetahui topik yang baik dan menarik, masalah yang terdapat dalam cerita. Apa yang dipelajari atau yang dialami sang tokoh adan merangkumnayaoleh sang tokoh untuk untuk mencapai tujuan. Membaca untuk memperoleh ide-ide utama (Reading for main).
3. Membaca untuk mengemukan atau mengetahui apa yang terjadi pada setiap bagian cerita, mula-mula pertama terjadi, kedua dan ketiga/seterusnya, tahap dibuat untuk memecahkan masalah, adegan-adegan dan kejadian, kejadian dibuat dramatisasi. Ini disebut membaca untuk mengetahui urutan atau susunan, organisasi cerita (reading for sequences or organization).
4. Membaca untuk menemukan serta mengetahui mengapa para tokoh merasakan seperti cara mereka itu, apa yang hendak diperlihatkan oleh sang pengarang kepada para pembaca, mengapa tokoh mereka berhasil atau gagal.ini disebut membaca untuk menyimpulkan, membaca inferensi (reading for classifity).
5. Membaca untuk menemukan serta mengenai apa-apa yang tidak bias, tidak wajar mengenai seseorang tokoh, apa yang lucu dalam cerita, atau apakah cerita itu benar atau tidak benar. Ini disebut membaca untuk mengelompokkan, membaca untuk mengklasifikasikan (rading to classify).
6. membaca untuk menemukan apakah sang tokoh berhasil atau hidup dengan ukuran-ukuran tetentu, apakah kita ingin berbuat seperti yang diperbuat oleh tokoh. Atau bekerja seperti seperti cara sang tokoh bekerja hidup dalam cerita itu. Ini disebut membaca menilai, membaca mengevaluasi (rading to evaluate).
7. Membaca untuk menekan bagaimana caranya sang tokoh berubah, bagaimana hidupnya berbeda dari kehidupan yang kita kenal, bagaimana dua ceritamempunyai persamaan, bagaimana sa ng tokoh menyerupai pembaca.
Berdasarkan tujuan membaca yang ingin dicapai, Jazir Burhan (1976) mengemukakan ada beberapa jenis membaca, anatara lain:
1.    Membaca Intensif
adalah membaca yang dilakukan dengan hati-hati dan teliti, biasanya cara membacanya lambat-lambat. Tujuannnya adalah untuk memahami keseluruhan bahan bacaan itu samapi kepada bagian yang sekecil-kecilnya. Membaca intensif diperlukan apabila kita ingin mempelajari sesuatu secara mendalam, ingin mengetahui bacaan itu sampai kepada hal yang sekecil-kecilnya. Tegasnya, memebaca intensif diperlukan apabila kita perlu memahami masalah yang kit abaca itu sampai kepada hal yang terkecil.
2.    Membaca kritis
merupakan jenis kegiatan membaca yang dilakukkan secara bijaksana, bukan hanya mencari kesalahan belaka. Penggunaan teknik membaca kritis memberikan manfaat berupa penilaian yang beralasan serta paham yang mantap sebagai akibat keterlibatan yang mendalam dengan bahan bacaan. Teknik membaca kritis juga dapat membebaskan orang dari cengkraman sikap berpikir yang sempit dan mengembangkan kemampuan untuk melihat dan menghargai keindahan, keteraturan, dan kebenaran, apapun yang membawa kepada kesempurnaan.
3. Membaca Cepat
Jenis membaca ini sangat penting pada era yang menuntut segala sesuatunya serba cepat separti sekarang ini. Membaca cepat meliputi membaca Skimming dan scanning. Skimmingmerupakan teknik membaca cepat untuk mencari hal-hal yang penting atau mencari pokok dari suatu bacaan. Membaca dengan teknik skimming artinya membaca untuk menemukan sesuatu yang diperlukan. Sementara yang diaksud dengan sanning merupakan suatu teknik membaca untuk mendapatkan suatu informasi tanpa membaca yang lain-lainnya.
Skimming dan scanning adalah keterampilan membaca yang diatur secara sisitematis untuk mendapatkan hasil yang efisien dapat menolong kita memberikan keputtusan yang tepat terhadap bahan-bahan itu. Pada hakikatnya membaca cepat itu adalah ketermpilan memilih isi bahan yang harus dibaca sesuai dengan tujuan kita, yang ada relevansinya dengan kita, tanpa membuang-buang waktu untuk menekuni bagian-bagian lain yang tidak kita perlukan.
4. Membaca Untuk Keperluan Praktis
Kegiatan membaca praktis merupakan penerapan kegiatan membaca secara praktis dalam kehidupan sehari-hari. Dengankata lain, membaca digunakan sebagi sarana untuk memahami setiap bacaan yang perlu untuk dibaca dengan praktis, sesuai dengan kebutuhan masing-masing atau tujuan yang hendak dicapai oleh pembaca.
5. Membaca Nyaring
Meruapakan suatu aktivitas atau kegiatan yang merupakan alat bagi guru, murid, ataupun pembaca bersama-sama dengan orang lain atau pendengar untuk menagkap serta memahami informasi, pikiran, dan perasaan seseorang pengarang. Orang yang membaca nyaring haruslah mengeti makna serta perasaan yang terkandung dalam bahan bacaan. Membaca nyaring yang baik menuntut agar si pembaca memiliki kecepatan mata yang tinggi serta pendangan  amata yang jauh,  karena dia haruslah melihat pada bahan bacaan untuk memelihara kontak mata dengan para pendengar. Dia juga harus dapat mengelompokkan kata-kata dengan baik dan tepat agar jelas maknanya bagi  para pendengar.
6. Membaca Dalam Hati
Merupakan proses membaca tanpa mengeluarkan suara. Yang aktif bekerja hanya mata dan otak atau kognisi saja. Jadi, dlam membaca dalam hati atau membaca diam memang tidak ada suara yang keluar. Hal ini perlu dicrmati bagi seorang guru, karena masih banyak siswa yang membaca dengan mengaktifkan alat ucap mereka misalnya: membaca sambil bersura berbisik, atau dengan bibir bergerak-gerak, atau membaca dengan kepala bergerak mengikuti baris bacaan, membaca dengan menunjuk bacaan dengan jari, ataupu alat lainnya. Hal semacam ini yang secar perlahan harus segera dihilangkan karena kan dapat menghambat kelancaran membaca dlam hati. Selain itu juga kebisaan melakukan regresi, yakni kegiatan mengulangi bagian bacaan yang telah dilalui kerena merasa diri gagal mendapatkan pemahaman.
Demikian beberapa uraian yang dapat saya tuliskan dalam memahami keterampilan berbahasa. Semoga apa yang sedikit ini dapat bermanfaat dan memberikan wawasan serta ilmu yang bermanfaat untuk dirio saya pribadi dan bagi oarng yang membacanya. Semoga bermanfaat J.


Sumber: Deri Anggraini, Sunarti. 2009. “keterampilan berbahasa Indonesia

0 komentar:

Posting Komentar