Di Balik Kekuatan Pena
A.
Hakikatnya Menulis Sebagai Aspek
Keterampilan Berbahasa
11.
Kilas
Balik Sejarah
Dahulu
sastrawan inggris Bulwer Lytton pernah menuliskan kalimat yang melegenda, yakni
The pen is mightier than to sword.
Ya, pena lebih tajam daripada pedang.
Nah, jika di analisis lebih mendalam,
pena adalah alat untuk menyampaikan gagasan tanpa kekerasan agar tercipta
komunikasi yang baik. Sebaliknya, pedang merupakan alat untuk mengungkapakan
gagasan dengan kekerasan agar komunikasi patuh karena takut pada kekuatan.
Dalam
sejarah, dua alat tersebut memiliki keampuhan masing-masing. Namun, pemimpin
demokrasi cenderung memilih pena ketimbang pedang. Sedangkan pemimpin diktaktor
sebaliknya. Bahkan pena akhirnya berhasi melumpuhkan tank dan panser yang menopang
sejumlah rezim dictator. Karena itu, semasa berkuasa diktator sama halnya
dengan Napoleon dan Hitler sangat membenci kaum intelektual dan menindas
kebebasan berfikir lewat sensor dan polisi rahasia mereka.
Sebaliknya,
para pemimpin demokrasi modern merasakan benar kata-kata Heinrich Heine, penulis dan penyair asal
jerman, yakni menyampaikan dalam tulisannya In
these times, we fght for idea and newspaper are our fortresses (pada
masa-masa kini kita diperjuangakan gagasan dan surat kabar adalah benteng
kita). Maka sejalan dengan itu secara tidak langsung menghimbau kepada para
mahasiswa khususnya untuk menekuni bidang
menulis sebagai mediauntuk mengekspresikan gagasanya. Tinggalkan budaya
demo turun ke jalan dan memulai untuk menulis.
2. Menulis merupakan suatu keterampilan
berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak
secara tatap muka dengan orang lain. Menulis merupakan suatu kegiatan yang
produktif ekspresif. Dalam kegiatan menulis maka sang penulis haruslah terampil
memanfaatkan grafologi, struktur bahasa, dan kosa kata. Ketampilan menulis ini
tidak akan datang secara otomais, melainkan harus melalui latihan dan praktik
yang banyak dan teratur (tarigan, 1982:4). Menulis ialah menurunkan atau
melukiskan lamabng-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami
oleh seseorang, sehingga orang-orang lain dapat membaca lambing-lambang grafik
terseng, sehingga orang-orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik
tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik tersebut.
32.
Fungsi
dan tujuan menulis
Pada
prinsipnya fungsi utama dari tulisan adalah sebagai alat komunikasi yang tidak
langsuang. Menulis sangat penting bagi pendidikan karena memudahkan para
pelajar berfikir, juga dapat menolong kita berfikir secara kritis, memudahkan
kita merasakan dan menikmati hubungan-hubungan, memperdalam gay tanggap atau
persepsi kita, memecahkan masalah-masalah yang kita hadapi, serta menyusun
urutan bagi pengalaman. Tulisa dapat
membantu kita memperjelas pikiran-pikiran kita.
7 jenis tujuan menulis:
1) Tujuan kreatif (krative purpose)
2) Tujuan Peryataan (Self-expressive
purpose)
3) Tujuan Penerangan (informasi purpose)
4) Tujuan Persuasif ( persuasive
purpose)
5) Tujuan altrutistik (altrutistic
purpose)
6) Tujuan panugasan masalah (assigment
purpose)
7) Tujuan pemecahan masalah (problem
solving purpose)
B.
Ragam tulisan
1. Narasi
Narasi adalah jenis karangan yang
menceritakan rangkaian peristiwa atau pengalaman berdasarkan urutan waktu
(kronologis). Narasi terdiri atas narasi ekspositoris dan artistic atau
literer.
a. Narasi ekspositioris, yaitu yang
menginformasikan peristiwa dengan bahasa yang lugas dan konfliknya tidak
terlalu kelihatan.
b. Narasi artistik atau literer. Narasi
artistic inilah yang sesungguhnya murni sebagai tulisan narasi.
Isi karangan bisa betul-betul terjadi (nonfiksi) atau hanya khayalan
semata (fiksi).
2. Deskripsi
Deskripsi adalah jenis karangan yang
melukiskan atu menggambarkan suatu objek apa adanya, sehingga pembaca ikut juga
merasakan, mengalami, melihat suatu objek apa adanya, sehingga pembaca ikut
merasakan, mengalami, melihat, dan mendengar apa yang ditulis si pengarang itu.
Objek yang dilukiskan itu bisa manusia, alam, lingkungan sekitar kita, alam,
lingkungan sekitar kita, binatang, dan sebagainya.
3. Eksposisi
Eksposisi adalah jenis karangan yang
bertujuan menamabah pengetahuan pembaca dengan cara memaparkan informasi secara
akurat. Eksposisi memerlukan data yang diperkuat oleh angka, peta, statistic,
serta memerlukan analisis dan sintetis dalam pemecahan masalahnya. Salah satu
bentuk tulisan eksposisi adalah laporan.
4. Argumentasi
Argumentasi adalah jenis karangan
yang bertujuan mempengaruhi pembaca dengan bukti-bukti, alasan, atau pendapat
yang kuat, sehingga gagasan yang dikemukkan penulis dapat diyakini/dopercaya
oleh pembaca. Dalam penulisan prosa argumentasi, kerangka karangan yang dibuat
sebaliknya berdasarkan urutan sebab-akibat dalam pemecahan masalahnya.
C.
Teknik Penulisan
Kemampuan menulis bisa dikembangkan
dengan cara (1) sering menulis berdasarkan kegunaan (purpose) spesifik atau audience
spesifik, (2) memahami fakta bahwa “menuis” bahwa “menengok” (wrting is revising) atau memperdalam
keahlian Anda, (3) memperoleh pengalaman editing
yang akan bermanfaat tidak hanya untuk menulis akan tetapi secara keseluruhan
bermanfaat tidak hanya untuk menulis akan tetapi secar keseluruhan bermanfaat
untuk pengembangan riset dan auditory atau aobservasi, dan (4) mempublikasikan
tulisan.
Gammar atau tata bahasa, retorika dan
logika adalah dasar-dasar yang membangun proses real lerning dan self-knowledge.
Artinya, semua itu adalah dasar bagi pengembangan proses yang nyata dsn bagi
pengembangan karier pribadi seseorang. Kemampuan untuk mengatakan sesuatu
secara benar, baik dan masuk akal adalah nilai dasar bagi dunia pendidikan.
Oleh karena itu, menulis dengan baik adalah sebuah kemampuan yang tidak boleh
ditinggalkan atas dasar tiga pilar utama sebagai berikut:
1. Aktivitas menulis yang telah merubah
dunia. Berbagi revolusi di dunia dimulai dari menulis. Dalam banyak hal, menulis
telah meningkatkan taraf hidup. Dalam faktanya, segala hal yang menekan dan
terjadi dalam sejarah selalu mendorong orang untuk kembali ke tinta dan alat
tulis.
2. Aktivitas menulis secara nyata telah
terbukti memperkaya kehidupan politik setiap negara. para pemimpin besar telah
menundukan unsure kekuatan dan persuasi yang bisa mendorong orang melihat
berbagai hal dari sudut-sudut baru yang lebih baik. Mereka telah menggunakan
kekuatan kata, bahasa dan tulisan untuk mengingatkan kembali perlunya berbagai
standar yang lebih tinggi guna mencapai kesejahteraan yang lebih baik.
3. Menulis ternyat juga bisa mengungkap
secara sangat mendalam berbagai hal yang seringkali orang tidak melihatnya.
Padahal, semua hal yang tadinya tak terlihat itu adalah bagian yang tak
terpisahkan dari kehidupan setiap orang. menulis merupakan sebuah proses yang
dapat mengembangkan kemampuan dalam berfikir dinamis, kemampuan analitis dan
kemampauan dalam berfikir dinamis, kemampuan analitis dan kemampuan membedakan
membedakan berbagai hal secara akurat dan valid. Menulis bukan hanya sebuah
acra untuk mendemonstrasikan apa yang telah diketahui, lebih jauh dari itu
menulis adalah cara untuk memahami apa yang telah diketahui. Menulis akan
mengingkatkan rasa percaya diri, dan rasa percaya dirilah yang akan memunculkan
berbagikreativitas dan rasa bahagia.
D.
Tujuan Pembelajaran Menulis
Kreativ mengemukakan tujuan
pembelajaran keterampilan menulis sebagai berikut.
1. Peserta
didik mampu memilih dan menata gagasan dengan penalaran yang logis dan
sistematis.
2. Peserta
didik mampu menuangkannya ke dalam bentuk-bentuk tuturan bahasa Indonesia
sesuai dengan kaidah-kaidah bahasa Indonesia.
3. Peserta didikmampu menuliskannya sesuai dengan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan.
4. Peserta
didik mampu memilih ragam bahasa Indonesia sesuai konteks komunikasi.
Sumber: 1. Eko prasetyo. 2012. Kekuatan Pena :Jakarta, Indeks.
2. Deri Anggraini, Sunarti. 2009. “keterampilan berbahasa IndonesiaUniversitas PGRI Yogyakarta
Sumber: 1. Eko prasetyo. 2012. Kekuatan Pena :Jakarta, Indeks.
2. Deri Anggraini, Sunarti. 2009. “keterampilan berbahasa IndonesiaUniversitas PGRI Yogyakarta
0 komentar:
Posting Komentar