RSS

Rabu, 01 Januari 2014

Keterampilan Berbahasa


Di Balik Kekuatan Pena

A.       Hakikatnya Menulis Sebagai Aspek Keterampilan Berbahasa
11.      Kilas Balik Sejarah
Dahulu sastrawan inggris Bulwer Lytton pernah menuliskan kalimat yang melegenda, yakni The pen is mightier than to sword. Ya, pena lebih tajam daripada pedang.
Nah, jika di analisis lebih mendalam, pena adalah alat untuk menyampaikan gagasan tanpa kekerasan agar tercipta komunikasi yang baik. Sebaliknya, pedang merupakan alat untuk mengungkapakan gagasan dengan kekerasan agar komunikasi patuh karena takut pada kekuatan.
Dalam sejarah, dua alat tersebut memiliki keampuhan masing-masing. Namun, pemimpin demokrasi cenderung memilih pena ketimbang pedang. Sedangkan pemimpin diktaktor sebaliknya. Bahkan pena akhirnya berhasi melumpuhkan tank dan panser yang menopang sejumlah rezim dictator. Karena itu, semasa berkuasa diktator sama halnya dengan Napoleon dan Hitler sangat membenci kaum intelektual dan menindas kebebasan berfikir lewat sensor dan polisi rahasia mereka.
Sebaliknya, para pemimpin demokrasi modern merasakan benar kata-kata  Heinrich Heine, penulis dan penyair asal jerman, yakni menyampaikan dalam tulisannya In these times, we fght for idea and newspaper are our fortresses (pada masa-masa kini kita diperjuangakan gagasan dan surat kabar adalah benteng kita). Maka sejalan dengan itu secara tidak langsung menghimbau kepada para mahasiswa khususnya untuk menekuni bidang  menulis sebagai mediauntuk mengekspresikan gagasanya. Tinggalkan budaya demo turun ke jalan dan memulai untuk menulis.
2.      Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain. Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif ekspresif. Dalam kegiatan menulis maka sang penulis haruslah terampil memanfaatkan grafologi, struktur bahasa, dan kosa kata. Ketampilan menulis ini tidak akan datang secara otomais, melainkan harus melalui latihan dan praktik yang banyak dan teratur (tarigan, 1982:4). Menulis ialah menurunkan atau melukiskan lamabng-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang-orang lain dapat membaca lambing-lambang grafik terseng, sehingga orang-orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik tersebut.
32.   Fungsi dan tujuan menulis
Pada prinsipnya fungsi utama dari tulisan adalah sebagai alat komunikasi yang tidak langsuang. Menulis sangat penting bagi pendidikan karena memudahkan para pelajar berfikir, juga dapat menolong kita berfikir secara kritis, memudahkan kita merasakan dan menikmati hubungan-hubungan, memperdalam gay tanggap atau persepsi kita, memecahkan masalah-masalah yang kita hadapi, serta menyusun urutan bagi  pengalaman. Tulisa dapat membantu kita memperjelas pikiran-pikiran kita.
7 jenis tujuan menulis:
1)   Tujuan  kreatif (krative purpose)
2)   Tujuan Peryataan (Self-expressive purpose)
3)   Tujuan Penerangan (informasi purpose)
4)   Tujuan Persuasif ( persuasive purpose)
5)   Tujuan altrutistik (altrutistic purpose)
6)   Tujuan panugasan masalah (assigment purpose)
7)   Tujuan pemecahan masalah (problem solving purpose)

B.   Ragam tulisan
1.    Narasi
Narasi adalah jenis karangan yang menceritakan rangkaian peristiwa atau pengalaman berdasarkan urutan waktu (kronologis). Narasi terdiri atas narasi ekspositoris dan artistic atau literer.
a.    Narasi ekspositioris, yaitu yang menginformasikan peristiwa dengan bahasa yang lugas dan konfliknya tidak terlalu kelihatan.
b.    Narasi artistik atau literer. Narasi artistic inilah yang sesungguhnya murni sebagai tulisan narasi.
     Isi karangan bisa betul-betul terjadi (nonfiksi) atau hanya khayalan semata (fiksi).
2.     Deskripsi
Deskripsi adalah jenis karangan yang melukiskan atu menggambarkan suatu objek apa adanya, sehingga pembaca ikut juga merasakan, mengalami, melihat suatu objek apa adanya, sehingga pembaca ikut merasakan, mengalami, melihat, dan mendengar apa yang ditulis si pengarang itu. Objek yang dilukiskan itu bisa manusia, alam, lingkungan sekitar kita, alam, lingkungan sekitar kita, binatang, dan sebagainya.
3.    Eksposisi
Eksposisi adalah jenis karangan yang bertujuan menamabah pengetahuan pembaca dengan cara memaparkan informasi secara akurat. Eksposisi memerlukan data yang diperkuat oleh angka, peta, statistic, serta memerlukan analisis dan sintetis dalam pemecahan masalahnya. Salah satu bentuk tulisan eksposisi adalah laporan.
4.    Argumentasi
Argumentasi adalah jenis karangan yang bertujuan mempengaruhi pembaca dengan bukti-bukti, alasan, atau pendapat yang kuat, sehingga gagasan yang dikemukkan penulis dapat diyakini/dopercaya oleh pembaca. Dalam penulisan prosa argumentasi, kerangka karangan yang dibuat sebaliknya berdasarkan urutan sebab-akibat dalam pemecahan masalahnya.
C.      Teknik Penulisan
Kemampuan menulis bisa dikembangkan dengan cara (1) sering menulis berdasarkan kegunaan (purpose) spesifik atau audience spesifik, (2) memahami fakta bahwa “menuis” bahwa “menengok” (wrting is revising) atau memperdalam keahlian Anda, (3) memperoleh pengalaman editing yang akan bermanfaat tidak hanya untuk menulis akan tetapi secara keseluruhan bermanfaat tidak hanya untuk menulis akan tetapi secar keseluruhan bermanfaat untuk pengembangan riset dan auditory atau aobservasi, dan (4) mempublikasikan tulisan.
Gammar atau tata bahasa, retorika dan logika adalah dasar-dasar yang membangun proses real lerning dan self-knowledge. Artinya, semua itu adalah dasar bagi pengembangan proses yang nyata dsn bagi pengembangan karier pribadi seseorang. Kemampuan untuk mengatakan sesuatu secara benar, baik dan masuk akal adalah nilai dasar bagi dunia pendidikan. Oleh karena itu, menulis dengan baik adalah sebuah kemampuan yang tidak boleh ditinggalkan atas dasar tiga pilar utama sebagai berikut:
1.  Aktivitas menulis yang telah merubah dunia. Berbagi revolusi di dunia dimulai dari menulis. Dalam banyak hal, menulis telah meningkatkan taraf hidup. Dalam faktanya, segala hal yang menekan dan terjadi dalam sejarah selalu mendorong orang untuk kembali ke tinta dan alat tulis.
2.    Aktivitas menulis secara nyata telah terbukti memperkaya kehidupan politik setiap negara. para pemimpin besar telah menundukan unsure kekuatan dan persuasi yang bisa mendorong orang melihat berbagai hal dari sudut-sudut baru yang lebih baik. Mereka telah menggunakan kekuatan kata, bahasa dan tulisan untuk mengingatkan kembali perlunya berbagai standar yang lebih tinggi guna mencapai kesejahteraan yang lebih baik.
3.    Menulis ternyat juga bisa mengungkap secara sangat mendalam berbagai hal yang seringkali orang tidak melihatnya. Padahal, semua hal yang tadinya tak terlihat itu adalah bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan setiap orang. menulis merupakan sebuah proses yang dapat mengembangkan kemampuan dalam berfikir dinamis, kemampuan analitis dan kemampauan dalam berfikir dinamis, kemampuan analitis dan kemampuan membedakan membedakan berbagai hal secara akurat dan valid. Menulis bukan hanya sebuah acra untuk mendemonstrasikan apa yang telah diketahui, lebih jauh dari itu menulis adalah cara untuk memahami apa yang telah diketahui. Menulis akan mengingkatkan rasa percaya diri, dan rasa percaya dirilah yang akan memunculkan berbagikreativitas dan rasa bahagia.
D.     Tujuan Pembelajaran Menulis
Kreativ mengemukakan tujuan pembelajaran keterampilan menulis sebagai berikut.
1.      Peserta didik mampu memilih dan menata gagasan dengan penalaran yang logis dan sistematis.
2.      Peserta didik mampu menuangkannya ke dalam bentuk-bentuk tuturan bahasa Indonesia sesuai dengan kaidah-kaidah bahasa Indonesia.
3.     Peserta didikmampu menuliskannya sesuai dengan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan.
4.      Peserta didik mampu memilih ragam bahasa Indonesia sesuai konteks komunikasi.

Sumber: 1. Eko prasetyo. 2012. Kekuatan Pena :Jakarta, Indeks.
          2. Deri Anggraini, Sunarti. 2009. “keterampilan berbahasa IndonesiaUniversitas PGRI Yogyakarta



0 komentar:

Posting Komentar