KIAT MENJADI
PRIBADI SABAR
Kesabaran itu amat
berbanding lurus dengan tingkat keyakinan kepada Allah. “Alladizina idzaa
ashabathun mushibah qaaluu innalilahi wa innalilahi wainna ilaihirajiun.
Ulaaika’ alayhim shalawatum minrabbihim warahmah wauulaaikahumul muhtadin”
yaitu orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapakan, Innalilahi
lillaahi wa innaa illaihi raajiun’un”. Mereka itulah yang mendapatkan
keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka itulah orang-orang
yang mendapat petrunjuk. (QS. Al- Baqarah [2] :156-157).
Maa ashaabaminmushibatin illa
biidznilallah. Wamayyu, minbillahi yahdiqalbah” (QS. Al- Taghabun [64] :11) Dan
orang yankin bahwa apa pun yang terjadi mutlak karena izin Allah. Makhlik hanya
jalanya saja. Nggak ada kejadian tanpa
izin Allah.
Ketika kepala tertimpa batu maka
yakinlah bahwa itu izin Allah karena tidak bisa orang melempar tanpa izin Allah.
Ketika kepala tertimpa batu maka
yakinlah bahwa itu izin Allah karena tidak bisa orang melempar tanpa izin
Allah.
Bahkan ketika sedang
berjalan tiba-tiba hidung kita kena kotoran burung, maka kita harus mikir, “Ini yang jalan begitu banyak, kenapa yang
kena hanya kita dan tepat di hidung kita?” Yakinlah, hakikatnya semua itu
adalah pekerjaan Allah. Mungkinkah peringatan dari Allah karena kening kita
sering berfikir kotor yang mungkin lebih kotor dari kotoran burung.
Ketidaksabaran timbul
ketika melihat makhluk terlalu hebat dan melihat makhluk terlalu hebat dan
melibat makhluk sebagai sumber. Padahal makhluk Cuma jalan (perantara). Kalau
focus kita kepada mahluk maka kualitas kesabaran kita bakal berkuang. Tapi
kalau kita melibat Allah-lah yang menguasai setiap kejadian, maka akan
meningkatkan kesabaran kita.
Orang yang targetnya
akhiratnya maka kesabarannya akan mengingat. Sabar itu berat awalnya tapi amnis
akhirnya.
Latihan sabar adalah
latihan kesungguhan. Latihan sabar adalah latihan kemuliaan. Karena tiada
pahala yang terputus kecuali pahala orang yang ahli sabar.
0 komentar:
Posting Komentar