RSS

Rabu, 18 Desember 2013

Kepramukaan


Peran Organisasi Pramuka
Dalam Pengembang Karakter


Pramuka di zaman sekarang minatnya begitu sangat minim, dari tahun ke tahun peminat Pramuka semakin berkurang. Prepsepsi negatif tentang Pramuka itu mencuak di mana-mana, katanya Pramuka itu identik dengan permainan tepuk-tepuk belaka yang tidak ada manfaatnya, atau pramuka hanya permainan tali-temali yang sudah bukan zamannya lagi. Anak-anak sekarang lebih suka menghabiskan waktunya untuk bermain game di banding ikut kegiatan yang menurut mereka tidak penting itu. Mereka lebih suka berbaring sambil membuka facebook dari pada ikut kegiatan Pramuka berpanas-panasan.

Kemajuan di bidang teknologi berpengaruh besar terhadap pertumbuhan remaja sekarang. Anak-anak muda sebagai tunas-tunas harapan negara yang nantinya akan menggantikan untuk memimpin negara ini, saat ini sudah banyak yang moralnya begitu memprihatinkan. Bukan cuma pada kenakalan remajanya  saja, tetapi pergaulan bebas remaja yang berdampak buruk bagi moral generasi di zaman sekarang. Pendidikan yang sekarang seharusnya perlu di update lagi menjadi pendidikan yang bukan saja mencerdaskan aspek kognitif  belaka, tetapi juga pada ranah afektif. Maka dari itu pembentukan karakter sedang di galakan melalui berbagai lini pendidikan.

Pendidikan karakter akhir-akhir ini mejadi sebuah wacana yang sedang gencar-gencarnya di galakan. Pendidikan karakter telah menjadi kebijakan pendidikan nasional dan akan segera diimplementasikan ke dalam kurikulum pendidikan nasional. “Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Pendidikan Nasional sudah mencanangkan penerapan pendidikan karakter untuk semua tingkat pendidikan, dari SD-Perguruan Tinggi. Menurut Mendiknas, Prof. Muhammad Nuh. Dalam kurikulum terbaru Pramuka di masukan ke dalam sasaran pendidikan karakter yang begitu di harapkan oleh bangsa.

  Di dalam pembentukan karakter pemuda, Pramuka sebagai wadah pelatihan dan pendidikan yang menghasilkan atau mencetak generasi yang mampu hidup berdampingan dengan sekelilingnya dan dalam keadaan apa pun yang tidak hanya bisa bergantung kepada orang lain serta menumbuhkan sikap dan perbuatan baik yang akan membentuk intelegensia, kekuatan jasmani, dan karakter dari diri kita. Bila semua pemuda telah dibekali pembentukan karakter ini, maka peradaban bangsa akan terangkat. Bila kita telaah arti lambang Gerakan Pramuka, yakni ‘nyiur’, ia dapat tumbuh dimana saja yang membuktikan besarnya daya upaya dalam menyesuaikan dirinya dengan keadaan sekeliling dimana pun ia berada dan dalam keadaan yang bagaimanapun juga.

Pembentukan peradaban bangsa ke arah yang lebih bermartabat, melalui keperamukaan ini, secara tidak langsung akan bisa  membentuk kepribadian dan akhlak mulia kaum muda. Lalu mampu menanamkan semangat kebangsaan, cinta Tanah Air dan bela negara bagi kaum muda serta meningkatkan keterampilan kaum muda sehingga siap menjadi anggota masyarakat yang bermanfaat, patriot dan pejuang yang tangguh, serta menjadi calon pemimpin bangsa yang handal pada masa depan.

Pembentukan peradaban bangsa melalui kepramukaan sudah lama dituangkan dalam Dasa Darma Pramuka. Ada 23 karakter peserta didik yang tercantum dalam Dasa Darma Pramuka, yaitu Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa; Cinta alam, kasih sayang sesama manusia; Patriot yang sopan dan ksatria; Patuh dan suka bermusyawarah; Rela menolong dan tabah; Rajin, terampil, dan gembira; Hemat, cermat, dan bersahaja; Disiplin, berani dan setia; Bertanggungjawab dan dapat dipercaya; Suci dalam pikiran, perkataan, dan perbuatan.

Dari Dasa Darma Pramuka dari di atas, tersirat maupun tersurat kalau pendidikan karakter yang mampu menciptakan peradaban bangsa sudah ada dalam kepramukaan. Artinya, Pramuka telah mengajarkan pendidikan karakter sejak berdirinya kepanduan ini, jauh sebelum isu pendidikan karakter marak di Indonesia. Gerakan Pramuka dalam melaksanakan fungsinya sebagai wadah pembinaan dan pengembangan generasi muda Indonesia mempunyai tugas pokok menyelenggarakan kepramukaan bagi kaum muda guna menumbuhkan tunas bangsa agar menjadi generasi yang lebih baik, bertanggung jawab, mampu mengisi kemerdekaan nasional dan membangun dunia yang lebih baik, serta mengangkat peradaban bangsa. Dalam melaksanakan tugas pokoknya tentu memerlukan suatu perencanaan dan program yang strategik dan berkesinambungan berupa kebijakan dan prioritas program yang dituangkan dalam Rencana Strategis (Renstra) Gerakan Pramuka.

Penanaman nilai-nilai karakter bangsa harus dimulai dari pendidikan informal, dan secara paralel berlanjut pada pendidikan formal dan nonformal. Tantangan saat ini dan ke depan adalah, bagaimana kita mampu menempatkan pendidikan karakter sebagai suatu kekuatan bangsa. Oleh karena itu kebijakan dan implementasi pendidikan yang berbasis karakter menjadi sangat penting dan strategis dalam rangka membangun bangsa ini. Hal ini tentunya juga menuntut adanya dukungan yang kondusif dari pranata politik, sosial, dan budaya bangsa.

Oleh karena itu, pendidikan harus diletakan pada posisi yang tepat, apalagi ketika menghadapi konflik yang berbasis pada ras, suku dan keagamaan. Pendidikan karakter bukanlah sekedar wacana tetapi realitas implementasinya, bukan hanya sekadar kata-kata tetapi tindakan dan bukan simbol atau slogan, tetapi keberpihakan yang cerdas untuk membangun keberadaban bangsa Indonesia. Pembiasaan berperilaku santun dan damai adalah refreksi dari tekad kita sekali merdeka, tetap merdeka. Akhirnya, dengan pendidikan yang dapat meningkatkan semua potensi kecerdasan anak-anak bangsa, dan dilandasi dengan pendidikan karakternya melalui kepramukaan, diharapkan anak-anak bangsa di masa depan akan memiliki daya saing yang tinggi untuk hidup damai dan sejahtera sejajar dengan bangsa-bangsa lain di dunia yang semakin maju dan beradab.


0 komentar:

Posting Komentar