Peran Organisasi Pramuka
Dalam Pengembang Karakter
Pramuka
di zaman sekarang minatnya begitu sangat minim, dari tahun ke tahun peminat
Pramuka semakin berkurang. Prepsepsi negatif tentang Pramuka itu mencuak di
mana-mana, katanya Pramuka itu identik dengan permainan tepuk-tepuk belaka yang
tidak ada manfaatnya, atau pramuka hanya permainan tali-temali yang sudah bukan
zamannya lagi. Anak-anak sekarang lebih suka menghabiskan waktunya untuk
bermain game di banding ikut kegiatan yang menurut mereka tidak penting itu. Mereka
lebih suka berbaring sambil membuka facebook dari pada ikut kegiatan Pramuka
berpanas-panasan.
Kemajuan di bidang teknologi
berpengaruh besar terhadap pertumbuhan remaja sekarang. Anak-anak muda sebagai tunas-tunas
harapan negara yang nantinya akan menggantikan untuk memimpin negara ini, saat
ini sudah banyak yang moralnya begitu memprihatinkan. Bukan cuma pada kenakalan remajanya saja, tetapi
pergaulan bebas remaja yang berdampak buruk bagi moral generasi di zaman
sekarang. Pendidikan yang sekarang seharusnya perlu di update lagi menjadi
pendidikan yang bukan saja mencerdaskan aspek kognitif belaka, tetapi juga pada ranah afektif. Maka
dari itu pembentukan karakter sedang di galakan melalui berbagai lini
pendidikan.
Pendidikan karakter akhir-akhir ini
mejadi sebuah wacana yang sedang gencar-gencarnya di galakan. Pendidikan
karakter telah menjadi kebijakan pendidikan nasional dan akan segera
diimplementasikan ke dalam kurikulum pendidikan nasional. “Pemerintah
Indonesia, melalui Kementerian Pendidikan Nasional sudah mencanangkan penerapan
pendidikan karakter untuk semua tingkat pendidikan, dari SD-Perguruan Tinggi.
Menurut Mendiknas, Prof. Muhammad Nuh. Dalam kurikulum terbaru Pramuka di masukan ke dalam
sasaran pendidikan karakter yang begitu di harapkan oleh bangsa.
Di
dalam pembentukan karakter pemuda, Pramuka sebagai wadah pelatihan dan
pendidikan yang menghasilkan atau mencetak generasi yang mampu hidup
berdampingan dengan sekelilingnya dan dalam keadaan apa pun yang tidak hanya
bisa bergantung kepada orang lain serta menumbuhkan sikap dan perbuatan baik
yang akan membentuk intelegensia, kekuatan jasmani, dan karakter dari diri
kita. Bila semua pemuda telah dibekali pembentukan karakter ini, maka peradaban
bangsa akan terangkat. Bila kita telaah arti lambang Gerakan Pramuka, yakni
‘nyiur’, ia dapat tumbuh dimana saja yang membuktikan besarnya daya upaya dalam
menyesuaikan dirinya dengan keadaan sekeliling dimana pun ia berada dan dalam
keadaan yang bagaimanapun juga.
Pembentukan peradaban bangsa ke
arah yang lebih bermartabat, melalui keperamukaan ini, secara tidak langsung
akan bisa membentuk kepribadian dan akhlak mulia kaum muda. Lalu mampu
menanamkan semangat kebangsaan, cinta Tanah Air dan bela negara bagi kaum muda
serta meningkatkan keterampilan kaum muda sehingga siap menjadi anggota
masyarakat yang bermanfaat, patriot dan pejuang yang tangguh, serta menjadi
calon pemimpin bangsa yang handal pada masa depan.
Pembentukan peradaban bangsa
melalui kepramukaan sudah lama dituangkan dalam Dasa Darma Pramuka. Ada 23
karakter peserta didik yang tercantum dalam Dasa Darma Pramuka, yaitu Taqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa; Cinta alam, kasih sayang sesama manusia; Patriot
yang sopan dan ksatria; Patuh dan suka bermusyawarah; Rela menolong dan tabah; Rajin,
terampil, dan gembira; Hemat, cermat, dan bersahaja; Disiplin, berani dan
setia; Bertanggungjawab dan dapat dipercaya; Suci dalam pikiran, perkataan, dan
perbuatan.
Dari Dasa Darma Pramuka dari di
atas, tersirat maupun tersurat kalau pendidikan karakter yang mampu menciptakan
peradaban bangsa sudah ada dalam kepramukaan. Artinya, Pramuka telah
mengajarkan pendidikan karakter sejak berdirinya kepanduan ini, jauh sebelum
isu pendidikan karakter marak di Indonesia. Gerakan Pramuka dalam melaksanakan
fungsinya sebagai wadah pembinaan dan pengembangan generasi muda Indonesia
mempunyai tugas pokok menyelenggarakan kepramukaan bagi kaum muda guna
menumbuhkan tunas bangsa agar menjadi generasi yang lebih baik, bertanggung
jawab, mampu mengisi kemerdekaan nasional dan membangun dunia yang lebih baik,
serta mengangkat peradaban bangsa. Dalam melaksanakan tugas pokoknya tentu
memerlukan suatu perencanaan dan program yang strategik dan berkesinambungan
berupa kebijakan dan prioritas program yang dituangkan dalam Rencana Strategis
(Renstra) Gerakan Pramuka.
Penanaman nilai-nilai karakter
bangsa harus dimulai dari pendidikan informal, dan secara paralel berlanjut
pada pendidikan formal dan nonformal. Tantangan saat ini dan ke depan adalah,
bagaimana kita mampu menempatkan pendidikan karakter sebagai suatu kekuatan
bangsa. Oleh karena itu kebijakan dan implementasi pendidikan yang berbasis
karakter menjadi sangat penting dan strategis dalam rangka membangun bangsa
ini. Hal ini tentunya juga menuntut adanya dukungan yang kondusif dari pranata
politik, sosial, dan budaya bangsa.
Oleh karena itu, pendidikan harus
diletakan pada posisi yang tepat, apalagi ketika menghadapi konflik yang
berbasis pada ras, suku dan keagamaan. Pendidikan karakter bukanlah sekedar
wacana tetapi realitas implementasinya, bukan hanya sekadar kata-kata tetapi
tindakan dan bukan simbol atau slogan, tetapi keberpihakan yang cerdas untuk
membangun keberadaban bangsa Indonesia. Pembiasaan berperilaku santun dan damai
adalah refreksi dari tekad kita sekali merdeka, tetap merdeka. Akhirnya, dengan
pendidikan yang dapat meningkatkan semua potensi kecerdasan anak-anak bangsa,
dan dilandasi dengan pendidikan karakternya melalui kepramukaan, diharapkan
anak-anak bangsa di masa depan akan memiliki daya saing yang tinggi untuk hidup
damai dan sejahtera sejajar dengan bangsa-bangsa lain di dunia yang semakin
maju dan beradab.
0 komentar:
Posting Komentar