Artikel
ini saya buat untuk para calon guru dan pembaca sekalian, yang ingin mengetahui,
Apa sejatinya itu profesi seorang guru yang ideal dalam menjalankan peranan dan
fungsinya. Perlu kita ketahui saat ini bahwa profesi seorang guru saat ini
sedang menjadi idola bagi setiap orang karena berbagai tunjangan kesejahteraan
yang telah pemerintah berikan bagi para guru. Penting untuk diketahui berbagai
kalangan di masyarakat agar dalam memilih profesi utamanya bagi para calon guru
untuk benar-benar bertanggung jawab atas pilihannya yaitu harus menyadari
tentang peran seorang guru yang sebenarnya di dalam menjalankan tugas utamanya,
sekaligus sebagai benteng pertahanan iman. Bahwa seorang guru, harus hadir di
depan kelas untuk memberikan motivasi kepada anak bangsa yang kehilangan
motivasi sebagai ujung tombak anak bangsa.
Para
calon guru dan para guru saat ini harus sadar bahwa dirinya adalah seorang guru
yang mempunyai gelar “Pahlawan Tanpa Tanda Jasa” sebagaimana kita harus meluruskan
segala niat dan komitmen dari awal. Bukan karena lulus sarjana keguruan, bukan
karena PNS, juga bukan karena guru yang menginginkan sertifikasi, beserta
segala iming-iming yang mengiurkan tentang profesi seorang guru. Asalkan kita
mau komit dan tidak korupsi waktu insyaAllah saya yakin bahwa menjadi seorang guru merupakan sebuah amanah dan panggilan
jiwa.
Terus
terang saya tersulut untuk menuliskan artikel ini, sebabnya setelah membaca
dari buku yang bertemakan “Sudahkah Anda Menjadi guru Profesional?” berikut
isinya:
Guru ideal adalah
dambaan peserta didik. Guru ideal adalah sosok guru yang mampu untuk menjadi
panutan dan selalu memberikan contoh atau keteladanan. Ilmunya seperti mata air
yang tak pernah habis. Semakin diambil semakin jernih airnya. Mengalir bening dan
menghilangkan daharga bagi sipa saja yang meminumnya.
Guru ideal adalah guru
yang menguasai ilmunya dengan baik. Mampu menjelaskan dengan baik apa yang
diajarkannya. Disukai oleh peserta didiknya karena cara mengajarnya yang enak
didengar dan mudah dipahami. Materi pun sampai ke otak siwa dengan baik, dan
pembelajaran pun menjadi bermakna.
Ilmunya mengalir deras
dan terus bersemi di hati para anak didinnya. Tapi, dia pun harus bisa menerima
kritikan dari peserta didiknya. Dari kritik itulah dia dapat belajar dari para
peserta didiknya. Guru ideal justru hatus belajar dari peserta didinya. Dia tak
perlu malu. Dari mereka guru dapat mengetahui kekurangan cara mengajarnya, dan
melakukan umpan balik (feedback). Benarkah sosok itu ada? Lalu seperti apakah
sosok guru ideal yang diperlukan saat ini? Apakah guru ideal hanyalah guru yang
sudah lulus sertifikasi guru? Benarkah demikian?
Dari hasil perenungan
yang mendalam, dan juga hasil wawancara dengan teman-teman guru di mana
penulisan bertugas didapatkan pendapat yang beragam dan mengerucut pada tiga
pendapat tentang guru ideal. Guru ideal yang diperlukan saat ini adalah:
Pertama, guru yang
memahami benar akan profesinya. Profesinya guru adalah profesi yang mulia. Dia
adalah sosok yang selalu memberi dengan
tulus dan tak menghadap imbalan apa pun, kecuali ridho dai Tuhan pemilik bumi
Falsafah hidupnya adalah tangan di atas lebih mulia daripada tangan di bawah.
Hanya member tak harap kembali. Dia mendidik dengan hatinya. Kehadirannya
dirinduan oleh peserta didiknya. Wajahnya selalu ceria, senang, dan selalu
menerapkan 5S dalam kesehariannya (Senyum, Salam, Sapa, Syukur, dan Sabar).
Kedua, guru yang ideal
adalah guru yang memiliki sifat selalu berkata benar, penyampai yang baik,
kredibel, dan cerdas. Guru yang memiliki keempat sifat itu adalah guru yang
mampu memberikan keteladanan dalam hidupnya karena memiliki budi pekerti luhur.
Selalu berkata benar, mengajarkan kebaikan, dapat dipercaya, dan memiliki
kecerdasan yang luar biasa. Sifat tersebut di atas harus dimiliki oleh guru
dalam mendidik anak didiknya karena memiliki motto iman, ilmu dan imal.
Memiliki iman yang kuat, menguasai ilmunya dengan baik, dan mengamalkan ilmu
yang dimilikinya kepada orang lain.
Selain itu, guru yang
ideal adalah guru yang memiliki 5 kecerdasan. Kecerdasan yang dimilikinya
terpancar jelas dari karekter dan perilakunya sehari-hari. Baik ketika
mengajar, ataupun dalam hidup di tengah-tengah masyarakat.
Kelima kecerdasan itu
adalah:
1.
Kecerdasan intelektual
2.
Kecerdasan
moral
3.
Kecerdasan
sosial
4.
Kecerdasan
emosional
5.
Kecerdasan
motorik
Kecerdasan intelektual harus
diimbangi dengan kecerdasan moral, mengapa? Bila kecerdasan intelektual tidak
diimbangi dengan kecerdasan moral akan menghasilkan pesera didik yang hanya
mementingkan kepentingan keberhasilan daripada proses. Segala cara dianggap
halal, yang penting target tercapai maksimal mungkin. Inilah yang terjadi pada
masyarakat kita sehingga kasus plagiarism (menjimplak karya ilmiah orang lain)
dan korupsi merajalela di kalangan orang terdidik. Karena itu kecerdasan moral
akan mengawal kecerdasan intelektual sehingga akan mampu berlaku jujur dalam
situasi apapun. Kejujuran adalah kunci keberhasilan dan kesuksesan dalam hidup
di dunia dan akhirat.
Selain kecerdasan
intelektual dan moral, kecerdasan sosial juga harus dimiliki oleh guru ideal
agar tidak egois, dan selalu memperdulikan orang lain yang membutuhkan
pertolongannya. Diapun harus mampu bekerja sama dengan karakter orang lain yang
membutuhkan pertolongannya. Dia pun harus mampu bekerja sama dengan karakter
orang lain yang berbeda. Kolaborasi adalah kecakapan penting yang harus
dimilikinya.
Selain itu, kecerdasan
emosioanal harus ditumbuhkan dalam diri agar guru tidak mudah marah,
tersinggung,dan melecehkan orang lain. Dia harus memiliki sifat penyabar dan
pemaaf. Memaafkan jauh lebih baik daripada dimaafkan.
Sedangkan kecerdasan
motorik diperlukan agar guru mampu melakukan mobilitas tinggi sehingga mampu
bersaing dalam memperoleh hasil yang maksimal. Kecerdasan motorik harus
senantiasa dilatih agar guru dapat menjadi kreatif dan berprestasi. Dia
memiliki ambisi dan cita-cita yang tinggi seperti menggapai bintang dan langit.
Tak salah bila pada akhirnya peserta didik mengatakan, “guruku mampu menggapai
bintang di langit”.
(Sumber: Wijaya Kusumah.2011.TIK: Menulis Blog Untuk Pendidikan. Jakarta:
Indeks).
Oleh
karena itu, sudah sewajarnya bila anda berprofesi sebagai seseorangguru harus
mampu berlomba-lomba untuk menjadi guru ideal. Ideal di mata peserta didik,
ideal di mata masyarakat, ideal di mata sang pemberi. Bila semakin banyal guru
ideal yang tersebar di sekolah-sekolahkita,maka sudah dipastikan akan banyak
pula sekolah-sekolah berkwalitas yang mampu membentuk karakter siwa untuk
memiliki budi pekerti yang luhur. Mampu mewujudkan tujuan pendidikan nasional
yang diharapkan oleh para leluhur bagsa.
Demikian
artikel ini yang singkat ini, semoga yang sedikit ini dapat memberikan siraman
sekaligus tambahan ilmu bagi para pembaca sekaliyan dan khususnya bagi para
guru beserta calon guru. Kelak semoga sosok guru Ideal semakin banyak dalam
dunia pendidikan kita. Amin…
0 komentar:
Posting Komentar